KESETIAAN Vs PERSELINGKUHAN

Kesetiaan. Topik yang sensitif buat dibicarakan. Topik yang ga ada habisnya. Kenapa ga ada habisnya? karena kesetiaan tidak memiliki batasan, tidak memiliki aturan pasti. Dan kesetiaan, sering dibicarakan bersamaan dengan musuh bebuyutannya. Apalagi kalo bukan "perselingkuhan????"

Ada kalanya orang bilang, "ah, yang penting ga ada ikatan, its OK hang out bareng, itu bukan sebuah pengkhianatan. Yang dinamakan selingkuh itu, kalau kita punya ikatan lain diluar ikatan kita dengan pacar". Ada juga yang bilang, "Kesetiaan itu cuma sekedar sebuah frame. Sebuah aturan moral yang sebenarnya, it's just based on the morality of the community where we stay. Intinya, kesetiaan itu hanya sebuah moral yang dipegang masyarakat dimana kita tinggal. Ga baku. Ga statis". Ada lagi nih yang lebih ekstrim bilang, "Untuk mencapai sebuah dinamika hidup, jangan hanya berlaku setia. Nanti tak berwarna. Sesekali, selingilah dengan beberapa langkah - langkah nakal, kebohongan - kebohongan kecil, dan akan dinamislah hidupmu". 

Terlepas dari statement mana yang "gue banget nich", aku sendiri punya cara buat mengukur kesetiaan. Kesetiaan itu ada batasnya kok. Absurd sih, tapi sebenarnya nyata kok. Batasan tentang kesetiaan itu ada pada hati kita sendiri.

Pernah gak sih, kamu bertanya pada dirimu sebelum kamu jalan sama TTM kamu, "Andaikan si dia yang keluar ama TTM nya, sakit ga ya hati aku kira - kira?". Jika kamu menjawab IYA, itu berarti perbuatan itu bukan perbuatan yang setia. Begitu juga sebaliknya, jika ternyata jawaban kamu adalah TIDAK, ya berarti itu bukan sebuah perkhianatan. Intinya, measurementnya ada pada diri kita.

Nah, gimana kalo ternyata ada 2 orang dengan pola pikir berbeda? Bukankah akan menimbulkan sebuah pertentangan tentang konsep kesetiaan? Sebuah perbedaan penilaian dalam sebuah hubungan?

Nah, ntu dia masalah yang sedang berusaha saya pecahkan. Kami pecahkan. Kita pecahkan.

But, who knows the answer, Guys?????????

Hehehe